Director General TETO Surabaya Isaac Chiu menulis artikel kepada media, menghimbau kepada sahabat-sahabat Indonesia dari berbagai kalangan untuk mendukung partisipasi Taiwan yang berarti dalam WHA/WHO dan Perjanjian Pandemi, dalam rangka berkontribusi menyumbangkan pengalaman dan teknologi yang berharga bagi industri kesehatan global, serta membangun desa global yang lebih baik bagi generasi berikutnya.
Taiwan berkomitmen pada tujuan Piagam WHO tentang pelayanan kesehatan universal, sehingga Taiwan menduduki peringkat No. 1 di dunia selama tujuh tahun berturut-turut sejak tahun 2018 dalam Indeks Pelayanan Kesehatan Global yang diterbitkan oleh NUMBEO, dan Kaohsiung dinobatkan sebagai kota dengan pelayanan kesehatan terbaik di dunia pada tahun 2025. 350.000 warga negara Indonesia yang berada di Taiwan juga mendapatkan manfaat dari sistem Pelayanan Kesehatan (NHI) berkualitas tinggi di Taiwan yang dirancang untuk menjaga kesehatan baik fisik maupun mental. Warga Indonesia, baik pekerja migran, pelajar, pebisnis maupun ekspatriat, semuanya adalah teman baik atau kerabat warga Taiwan, dan Taiwan bersedia memberikan perlindungan kesehatan yang sama dengan warga Taiwan.
Hak kesehatan 23 juta penduduk Taiwan telah diabaikan oleh WHO karena faktor politik, virus tidak memiliki batas, dan tidak boleh ada celah dalam pencegahan epidemi global, dan Taiwan adalah mitra yang dapat diandalkan dalam jaringan pencegahan pandemi global. Resolusi UNGA 2758 hanya membahas status Republik Rakyat China sebagai perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan isinya sama sekali tidak melibatkan Taiwan, juga tidak mengecualikan hak Taiwan yang sah untuk berpartisipasi dalam organisasi internasional. Taiwan memiliki wilayah, mata uang, paspor, dan penerbitan visa sendiri, bersedia dan memilki emampuan untuk menjadi anggota yang bertanggung jawab di WHO dan komunitas kesehatan internasional.